Senin, 17 Oktober 2011

Kisah Hidup Bunga

Sepucuk bunga itu tak pernah jelas bentuknya,,
Terkadang dia mekar lebar,,
Dan terkadang seketika saja bisa kuncup dan layu,,
Walaupun disiram dan dipupuk, dia tak kuncung mekar,,
Sampai waktu yang lama, bunga itu layu dan hampir mati,,

Kini bunga itu mulai mekar lagi,,
Tapi tak dengan pupuk yang sama, dengan pupuk yang berbeda,,
Dengan air yang juga jauh lebih jernih dan bersih,,
Tapi bunga itu sedikit bersedih,,
Dia ingin pupuknya yang lama,,
Dia merindukannya,,
Padahal pupuk lama itu masih bersamanya,,
Menemaninya dan memberi nutrisi hidupnya,,
Tapi pupuk lama itu tak pernah menganggap bunga itu ada,,
Dan bunga itu juga mungkin tak melihatnya,,

Bunga itu takut pupuk lama kecewa,,
Sehingga pupuk itu dibiarkan tetap bersamanya,,
Walaupun yang sebenarnya bunga itu telah memilih pupuk yang baru yang jauh lebih bernutrisi,,
Tapi dia tetap mempertahankan pupuk lamanya,,
Hanya sekedar untuk menjaganya dari sang kecewa,,

Tapi bunga itu tidak tahan dengan situasi seperti itu,,
Dia memutuskan untuk mengusir pupuk lama dari sampingnya,,
Walaupun sebenarnya dia merasa sangat sakit dan sedih melihat tangisan si pupuk lama,,
Tapi itulah yang harus dihadapi si pupuk lama,,
Di saat dia tak bisa menutrisi si bunga, datang pupuk baru yang siap menutrisi dan menemani hidup si bunga,,
Yang selalu mengakui keberadaannya,,
Dan selalu ada disaat dia mulai layu dan butuh nutrisi tambahan,,

Pupuk lama hanya bisa menangis, bersedih menyesalinya,,
Entah sampai kapan dia akan seperti itu,,
Mungkin hingga air matanya kering,,

Senin, 10 Oktober 2011

Kesempurnaan Hati

Aku tau aku bukanlah manusia sempurna,
Aku yakin aku tak dapat membangunkan sebuah istana yang megah untukmu,
Tapi aku yakin aku bisa membangun istana hati kita,
Atas izin dan ridho Allah, aku mengenal dan mencintaimu,
Dan izinkanlah aku untuk melengkapi hidupmu, harimu dan penghias mimpimu,
Karena sungguh benar, aku mencintaimu karena aku juga mencintai-Nya,
Adalah suratan takdir Allah yang menyatukan kita,
Dan biarkanlah tertakdir itu sendiri yang akan nantinya memisahkan kita.

Jika di langit malam ini ada seribu bintang yang bersinar,
Aku akan petik satu untuk menyayangimu,
Dan sisanya akan aku gunakan untuk menyayangimu lebih dalam lagi,
Sedalam dan setulus perasaan ini untukmu,
Karena imanku dan atas ridho-Nya aku mencintaimu,
Doa ini juga akan selalu mengiringi setiap alunan nafas dan derap langkahmu,
Izinkanlah aku mencintaimu walaupun hanya sesaat lagi dalam hidupku.

Senin, 03 Oktober 2011

Prospek Kedepan

hasil simulasi kemarin bener-bener mengejutkan. ane bisa lulus di PENDIDIKAN GEOGRAFI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. walaupun itu cuma simulasi SNMPTN, tapi ane udah bisa liat gimana gambaran kedepannya. tapi semua itu gak akan buat ane takabur dan lupa sama ALLAH SWT. ini baru simulasi pertama, masih ada delapan simulasi lagi yang harus ane lalui dan finalnya di ujian SNMPTN nanti. semoga terus semakin baik dan semakin baik.

sebelumnya ane sempat minder juga karena lawan ane di simulasi pada pinter-pinter semua. ane gak yakin dengan kemampuan ane. tapi, akhirnya ane bisa buktikan kalau ane bisa lebih dari mereka. walaupun ane cuma jadi peringkat 237 dari sekitar 2500 peserta yang terdaftar, tetapi ane cukup senang. sampek-sampek di sekolah ane di juluki "GURU GEOGRAFI BARU" sama mereka,, (hahahaha,, dasar kalian). tapi kalian juga sudah cukup bagus. kalian juga lulus simulasinya. (hhe)

PENDIDIKAN GEOGRAFI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN itu prioritas kedua ane, prioritas utama ane masih bingung mau pilih jurusan apa. tapi yang pastinya harus di UNIVERSITAS RIAU. ane bingung juga milih antara ILMU MANAJEMEN, sama ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL. hati ane terbagi tiga jadinya. (hhe)

tapi satu yang pasti, mau di pilihan pertama atau kedua, ane harus lulus di salah satu dari dua universitas idaman ane itu. biarlah mereka pada masang target ke-JAWA, tapi ane enggak usah ikut-ikutan. ane sadar betul gimana kemampuan ane, belum sanggup otak ane untuk bersaing sama siswa-siswa di pulau JAWA yang pada pinter-pinter. cukuplah di SUMATERA, ane udah merasa bersyukur banget.

wah, udah jauh berkeliling kita nih. (hhe) yang singgah ikut doain ane ya. ane juga doain biar antum-antum sekalian bisa masuk ke PTN yang antum idam-idamkan. Amin Ya Rabb,,

motivation words : kenali dirimu, kenali lawanmu, dan kenali medan pertempuranmu, maka kemenanganmu akan lengkap. (Teori Perang Sun Tzu) 

Jumat, 09 September 2011

Mulai Mempersiapkan

kini saatnya mempersiapkan, mulai di kurangi memikirkan hal-hal yang mungkin tidak penting. ane ingin memfokuskan pikiran ke masa depan yang akan di tentukan dalam kurang dari delapan bulan lagi.

ane gak memasang target terlalu tinggi seperti ITB, IPB atau Universitas Indonesia. ane cukup ingin ke Universitas Riau atau Universitas Negeri Medan di daerah ane. karena ane juga sadar dengan kemampuan otak ane yang gak seperti mereka-mereka di sana. lulus di salah satunya juga ane udah merasa bahagia dan bersyukur banget.

beberapa hari yang lalu, sepupu ane, Anisa Gusniwar datang dari pekan baru. setelah lama gak jumpa, ane merasa agak canggung untuk bertegur sapa dengannya. tapi pada akhirnya, ane ajak juga dia ngobrol. kami banyak bertukar pikiran, terutama masalah masa depan ini. dia mempunyai keinginan yang sama dengan ane, ingin menembus tebalnya persaingan agar bisa masuk Universitas Riau. ane senang punya keinginan yang sama dengan dia.

memang, Universitas Riau gak setenar universitas-universitas di pulau Jawa. tapi setidaknya, Universitas Riau adalah universitas negeri yang kualitasnya cukup baik. gitu juga dengan Universitas Negeri Medan, banyak yang memandang sebelah mata dengan universitas ini. alasannya, karena tamatan universitas ini nantinya akan menjadi guru. apakah guru itu pekerjaan hina? apakah guru itu pekerjaan yang rendah wahai kalian yang di sana? jika kalian membuka pikiran lebih jauh, guru itu pekerjaan yang sangat mulia. tanpa guru bisa apa kita? mungkin kita cuma seperti picanthropus. mempunyai otak, tetapi otaknya cuma di gunakan untuk memikirkan cara mendapatkan makanan dan memuaskan hasrat. coba telaah lagi lebih dalam hey teman.

udah bicara panjang lebar nih (hhe). bersama sepupu ane, Anisa Gusniwar. kami sama-sama berjuang untuk meraih satu kursi di Universita Riau yang menjadi prioritas utama ane. yang singgah, ikut doain kami ya? doa yang baik akan dapat balasan yang baik juga dari Allah SWT. Amin ya rabb,,

kata-kata motivasi : "berhentilah bermimpi dan mulailah mempersiapkan. karena keajaiban itu tidak datang dengan sendirinya tetapi karena kerja keras dan perjuangan."

Senin, 22 Agustus 2011

Sepucuk Celoteh

Hmmm,,
Sebernarnya bagaimana ini?,,
Aku hampir-hampir menyerah menghadapimu,,
Tapi gak boleh, aku harus tetap bisa,,
Karena ini wajar, ini merupakan yang pertama bagimu,,
Yaahh, walaupun agak sedikit membutuhkan kesabaran,,
Tapi, tak apa lah, itu membuatku semakin.... yah semakin begitu lah,,

Sikapmu lucu, kadang begini, kadang begitu,,
Ingin ini-ingin itu banyak sekali (loh, kog jadi doraemon? hahaha),,
Ya begitulah,..
Secangkir kata-kata ini tidak cukup untuk mendeskripsikan dirimu,,
Terkadang lucu, terkadang jengkelin, terkadang... yah, semua serba kadang-kadang, gak ada yang permanen (hahahaha),,

Hmmm,,
Sebotol soda dingin menemaniku menulis ini,,
Surat ini gak mungkin aku sampaikan,,
Dengan alasan, yah gak mungkin aja (hhe),,
Tapi kalau kamu mampir kesini, baca aja deh,,
Ada lucunya, yang buat geram juga ada,,
Untuk hiburan semata aja (hhe),,
Pokoknya, kamu udah tau perasanku ke kamu gak akan berubah,,

_FOR : THE SPECIAL PERSON_

Kamis, 07 Juli 2011

Jeritan Hati, Harapan-Harapan Yang Terputus

Memulai kehidupan baru di lembaran yang hitam,,
Mencoba membuka lagi lembaran putih yang dulu pernah pudah oleh kelamnya jiwa,,
Seperti terseret oleh arus ombak kehampaan dan kepalsuan,,
Mungkin semuanya menjadi hilang tak berguna,,

Merubah duniaku, mungkin tak mungkin,,
Bunga hatiku kini telah layu lagi,,
Tak menyebarkan aroma hidup yang sesungguhnya,,
Mengoyak jiwa karena tertusuk oleh samurai kenistaan,,

Kini semuanya hitam,,
Seperti kutu busuk, dunia yang tak berarti,,
Meskipun mencoba melawan semua musuh di depan,,
Namun tetap saja babak belur oleh ketidakmampuan,,

Aku akan menghancurkan itu,,
Menghancurkan dinding.dinding yang menyekapku di ruangan yang gelap ini,,
Walaupun dengan tenaga.tenaga yang hampir habis,,
Aku masih bisa menatapnya dengan penuh kebencian untuk menghancurkannya,,

Aku yakin aku bisa,,
Melanjutkan mimpiku yang telah terputus,,
Aku akan mengikatnya lagi dengan tali-tali harapan yang tebal,,
Dan akan ku buat harapan-harapan itu menjadi sebuah simpul keberhasilan yang indah,,

Minggu, 19 Juni 2011



JELLYFISH ~__~
Band yang resmi terbentuk pada Januari 2009 ini mengusung genre musik visual-kei pop-rock. Genre musik yang terbilang baru diminati di kancah musik Indonesia. Band yang terdiri dari Aria (vokal), Indra (gitar), Ramon (gitar), Riko (keyboard), Ilham (bass) dan Tian (drum) ini sudah bernaung di bawah salah satu label musik major nasional yaitu Nagaswara.

Single pertama JELLYFISH - Maafkan Aku, mengusung warna musik ke arah the Gazette. Dari effect gitarnya yang banyak feedback mirip seperti permainan gitar Uruha. Permainan drum-nya yang konstan seperti permainan drum Kai. Dan, suara vokalnya yang padat mirip seperti suara Ruki.

Download lagu JELLYFISH - Maafkan aku : http://www.4shared.com/audio/1tfEZDSu/Jellyfish_maafkan_aku.html

~Domo Arigati Minna San

Senin, 30 Mei 2011

Cerita Tentang Sebuah Negeri

Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri yang kaya tapi menderita,,
Negeri yang dii mana rakyatnya hidup dalam kebahagiaan,,,
Kebahagiaan yang hanya untuk semua orang yang punya uang dan jabatan,,,

Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri yang merdeka tapi masih di jajah,,
Negeri di mana sebagian besar aset dan kekayaannya di kuasai oleh bangsa lain,,
Sedangkan bangsa sendiri hanya mendapat sisa dari bangsa lain,,

Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri hukum yang berbading terbalik,,
Berbanding terbalik dengan kelakuan para pembuat hukum di atas sana,,
Yang senantiasa selalu melanggar apa yang mereka rancang sendiri,,

Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri di mana para petingginya menari,,
Menari di atas penderitaan rakyatnya yang terbebani,,
Dengan semua aturan dan pajak-pajak yang mencekik mereka,,

Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri yang para pejabatnya selalu menyemangati rakyatnya,,,
Menyemangati untuk memakai produk-produk yang di produksi di dalam negeri,,
Sedangkan mereka, terus memakai produk-produk luar yang harganya jauh lebih mahal dari produk dalam negeri,,
Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri dengan sejuta pengamat,,
Negeri di mana banyak orang yang kerjanya hanya mengamati saja,,
Dan muncul dengan semua aspirasi dan kata-katanya yang memuakkan untuk di dengar,,

Apakah kau pernah mendengar cerita?
Cerita tentang negeri dengan jutaan seniman,,,
Pekerja seni yang hanya menciptakan seni murahan,,
Yang hanya timbul dan seketika tenggelam karyanya di muka publik,,

Begitulah ceritanya tentang sebuah "negeri yang aneh",,
Semua  berbanding terbalik di negeri itu,,

Jumat, 27 Mei 2011

the GazettE - VorteX

Wooowww!~
Ini baru namanya the GazettE yang saya kenal! Lagu yang seperti inilah yang saya rindukan dari the Gazette! Lagu sebelumnya, Pledge, kurang greget! Skillnya belum terlalu kelihatan. Tetapi selebihnya, dua jempol untuk Pledge dan 4 Jempol untuk Vortex!

Saya melihat di sini mereka sudah mulai lagi dengan style dan skill baru. Aoi dengan rambut pink-nya, sungguh sangat "cool"! Uruha, harmonisasi gitarnya memang sudah tidak diragukan lagi. Dengan semua feedback-feedback indah yang di mainkannya semakin membuatnya bertambah "cool"! Ruki, tak bisa di pungkiri bahwa suaranya sangat "cool"! Suara "kress" nya sangat menantang dangan sedikit scream. Reita, kehalusan tangannya dalam memetik senar bass dengan suara yang halus dan padat menambah ke "cool"an lagu ini. Kai, Memadu padankan pukulan-nya yang padat serta tendangan beat-nya yang atraktif dengan jalur bass Reita yang super lembut menjadikan lagu ini padat dan semakin "cool".

Sallut Buat GazettE!!

_GAZEROCK IS NOT DEAD_

Download at : http://www.4shared.com/audio/u3MPtB2R/the_Gazette_-_VORTEX__FULL_.htm

Kamis, 26 Mei 2011

Sebentuk Hati Yang Gundah


Rasanya aku tak mengerti dengan semua ini,,,
Terkadang juga aku bosan dengan semua ini,,
Tetapi, aku harus terus menanti dan menanti,,
Sampai semua kepastian itu datang menghampiri,,

Sesosok wanita yang memasuki hatiku,,,
Yang mampu merubah pola hidupku,,
Dan mampu merubah cara berpikirku,,,
Dari semua tindak-tandukku yang tak menentu,,

Ketika aku melihat wajahnya, senyumnya dan kerlingan matanya,,
Seketika itu juga aku seperti mati rasa dan tak mampu berkata apa-apa,,
Hanya terpana akan keindahan parasnya,,
Dan terus memanndang dan mengaguminya,,,

Tapi mungkin aku tak berdaya dan tak kuasa,,
Aku tak mungkin memasuki hatinya,,
Karena satu alasan yang sama,,,
Aku tak pantas untuk dirinya,,

Dia terlalu indah untuk binatang jalang sepertiku,,,
Terlalu jauh untukku,,
Tapi, aku akan selalu memegang janjiku padamu,,
Akan menjadi bingkai di hidupnya padaku,,
Sebagai bunga di mimpinya yang indah tanpa diriku,,

Senin, 23 Mei 2011

Di Balik Mentari Pagi

Di Balik Mentari Pagi.
Pagi itu, seperti pagi-pagi yang sebelumnya, aku terbangun dari tempat pembaringan karena suara ibuku yang berteriak membangunkanku dan mengusik ketenangan tidurku. Padahal saat itu hari Minggu dan saat itu, waktu baru menunjukkan pukul 05.00, mentari pagi juga belum tampak muncul menyinari desa Sepiramai. Dan dengan terpaksa dan sedikit mengantuk, aku beranjak dari tempat pembaringanku menuju tempat pemandian desa yang jaraknya agak jauh dari rumahku. Walaupun di rumahku sudah terdapat kamar mandi, aku lebih memilih tempat pemndian desa karena mandi di sana asyik dan airnya menyegarkan.
Dengan langkah yang sedikit mengantuk juga, aku pun berjalan menyusuri jalan setapak di pinggiran pematang sawah yang sebentar lagi akan memasuki masa panen, menuju air mancur yang merupakan tempat pemandian yang terletak di kaki Gunung Tinggi. Air yang mengalir di tempat pemandian adalah air dari mata air di Gunung Tinggi, entah mengapa tidak pernah habis, padahal sudah beratus-ratus tahun sumber air tersebut mengalir dan dipergunakan oleh penduduk desa Sepiramai.
Di perjalanan menuju tempat pemandian, aku dikejutkan oleh suara yang tiba-tiba datang dan mengejutkanku.
“Hey, Franda. Mau kemana lo pagi-pagi gini?” Terdengar olehku suara itu dan dengan seketika menyadarkanku dari rasa mengantuk.
Dengan terkejut, aku mencari asal suara itu. Kebetulan juga hari masih agak gelap dan di sekitarku tidak ada satupun penduduk desa yang keluar. Aku semakin terkejut ketika dari belakang, bahuku di pegang oleh entah tangan siapa. Darahku serasa tersirap naik ke otak.
Ketika aku melihat ke belakang, aku lega. Ternyata itu temanku, Raka yang tanpa sengaja mengejutkanku.
“Ah, lo Ka! Ngagetin aja! Jantung gue hampir putus lo bikin! Hah… lo nih!!!” kataku pada Raka dengan agak sedikit marah.
“Iya-iya maaf. Emangnya lo pikir tadi tuh suara siapa? Hantu? ” Katanya  dengan nada sedikit megejek.
“Bb..Bb..Bukan kog.” Jawabku dengan sedikit menahan malu.
“Iya-iya, udahlah gak usah di bahas. Lo mau kemana nih? “ Tanya Raka padaku yang sedang tertunduk malu.
“A… Ha... Apa? Aku? Oh, aku mau ke tempat pemandia desa. Lo sendiri, mau kemana pagi-pagi gini?
“Oh, aku mau ke pemandian desa juga nih. Bareng yuk?” Tawar Raka padaku.
“Oh, bisa-bisa!!” Jawabku mantap.
Kami pun berjalan bersama menuju tempat pemandian desa. Ketika beberapa puluh meter lagi sampai di tempat pemandian desa, kami melihat Zandi, Panji, dan Budi. Mereka ber-tiga sedang asyik menikmati dinginnya air mancur di tempat pemandian.
Aku pun berteriak memanggil mereka : “Hey, Zandi, Panji, Budi, enak banget kalian mandi ya? Kami berdua boleh ikutan gak?”
Mereka bingung mencari asal suara kami karena kebetulan hari masih agak gelap. Ketika Panji melihat ke samping kanan, dia melihat kami ber-dua dan dia berteriak pula.
“Hey, lihat! Itu Raka sama Franda! Ngapain lo ber-dua? Mau mandi juga?” Teriak Panji.
“Iya lah! Jadi ngapain kami ke sini kalau gak mau mandi?” Kataku meyakinkan.
Kamipun berlari menuju tempat pemandian. Ketika akan menginjak lantai tempat pemandian yang kebetulan terbuat dari keramik dan agak licin, aku dan terpeleset dan jatuh tersungkur. Dengan senangnya, Zandi, Panji dan Budi tertawa terbahak-bahak.
“Ha.. Ha.. Ha.. ! Rasain lo! Emang enak jatuh?” Kata Zandi padaku dengan nada mengejek.
Aku mencoba berdiri, tapi apa daya, kaki kananku keseleo dan tidak bisa digerakkan. Budi mendekatiku dan mencoba menolong.
“Lo gak apa-apa Nda?”
“Enggak-enggak, cuma kaki kananku agak keseleo. Tapi gak apa-apa lah, ntar juga sembuh!” Kataku yakin.
Dan kamipun mandi dengan senangnya. Menikmati air yang dingin sangat penuh sensasi.
Setelah selesai mandi, kami ber-lima bergegas pulang ke rumah masing-masing. Dengan langkah agak terbata-bata dan pakaian yang masih basah, aku berjalan dari tempat pemandian menuju rumahku.
Sampai di  depan pintu rumahku, aku melihat ke ufuk timur dan matahari sudah mulai muncul dari balik Gunung Tinggi. Aku sedikit melamun menikmati indahnya alam desa Sepiramai. Kicau burung terdengar bagai alunan music jazz di telingaku. Mendamaikan hati dan jiwaku. Tapi tiba-tiba aku terkejut karena pundakku ditepuk oleh seseorang.
“Franda. Udah sana masuk? Baju kamu udah basah lho. Ntar kamu sakit?”
Sejenak lamunanku terhenti dan kulihat ternyata Ibuku telah berada di belakangku.
“Oh.. Ibu? Iya bu. Nih Nda mau kekamar.” Kataku.
Dengan langkah terbata-bata karena kaki yang masih sakit, aku berjalan menuju kamar berniat mengganti pakaian. Mungkin Ibuku heran mengapa aku berjalan terbata-bata.
“Kakimu kenapa Nda?” Tanya Ibuku heran.
“Oh.. Gak apa-apa kog bu. Tadi di tempat pemandian Nda terpeleset. Ntar juga sembuh.”
“Gak apa-apa? Gak bisa! Kalau dibiarin bisa bahaya Nda! Nanti siang, kita ke dokter Herman teman Ayah. Kamu nih, anggap sepele aja sama penyakit!” Kata ibu marah.
Aku hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan ibu yang masih memperhatikan kakiku.
Setelah beranjak siang, ibuku langsung memanggilku yang pada saat itu sedang memainkan gitar dan bernyanyi-nyanyi kecil.
“Franda! Cepat ganti pakaian! Nanti tempat praktek dokter Herman keburu ramai!”
“Iya-iya bu.” Jawabku santai.
Aku pun mengganti pakaian. Setelah itu, bersama ibuku aku pergi ke tempat praktek dokter Herman.
Setelah sampai di tempat praktek dokter Herman, aku dan ibuku langsung masuk ke ruangan praktek dokter Herman. Beruntung pada saat itu pasien dokter Herman sedang tidak ada. Jadi kami langsung saja masuk.
“Selamat siang dok?” Sapa ibuku pada dokter Herman.
“Oh.. Selamat siang bu Ayu. Silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu?”
Ibuku duduk di kursi yang telah disediakan. Sementara aku langsung berbaring di tempat tidur pasien dokter Herman sambil mendengarkan musik dari MP3 player ku.
“Begini dok, tadi Franda jatuh dan kakinya keseleo. Tolong diperiksa dok. Saya takut ada apa-apa.”
Dokter  mendekatiku dan memeriksa kakiku, aku hanya tertidur santai. Setelah beberapa saat diperiksa, dokterpun membalut kakiku dengan perban.
“Oh.. Tidak apa-apa. Hanya ada salah satu uratnya yang tergeser. Sebaiknya saya kasih resep dan nanti di tebus di apotik ya bu?” Kata dokter Herman lembut kepada ibuku.
“Baik dok. Berapa biaya periksanya dok?” Tanya ibuku.
“Oh... Sudahlah, tidak usah. Kan cuma periksa dan membalut kaki? Lagi pula kan Haryanto sudah lama bersahabat dengan saya? Masak dengan sahabat sendiri perhitungan? Tebus saja obatnya di apotik.”
Ibuku hanya tersenyum lalu berkata :”Terima kasih ya dok?”
Dokter Herman tersenyum dan mengangguk.
Kami beranjak dari tempat praktek dokter Herman menuju apotik. Setelah obat didapat dan dibayar di apotik, aku dan ibuku langsung pulang ke rumah.
“Makanya lain kali hati-hati. Di tempat pemandian licin. Kamu sich, ada kamar mandi di rumah kamu malah pergi jauh-jauh ke sana?”
“Iya-iya.” Kataku dan akupun berlalu ke kamarku dan  meninggalkan ibu yang masih memperhatikanku.
Di kamar, aku langsung menyalakan televisi dan mencari siaran humor. Tidak berapa lama aku menonton televisi, ada seseorang datang.
“Assalamu’alaikum.”
Ibuku yang sedang berada di ruang tamu, melihat ke luar dan menjawab salam dari orang itu yang ternyata Panji.
“Wa’alaikum Salam. Oh Panji. Tuh Franda ada di kamar. Tapi kakinya sedang sakit. Katanya jatuh di tempat pemandian ya?”
“Iya bu, tadi Franda jatuh di tempat pemandian gara-gara balap lari sama Raka.”
“Ohh… Ya sudah. Masuk sana. Frandanya ada di kamar tuch. Palingan lagi nonton TV.”
Panji berjalan menuju kamarku dan langsung memasuki kamarku.
“Hey.. Masih sakit kaki lo?”
“Iya nich, gara-gara tadi di tempat pemandian tadi.”
Panji mengglelengkan kepalanya dan berkata : “Makanya, lain kali hati-hati!” Lalu dia memukul kakiku yang sakit secara pelan. Dengan spontan aku berteriak kecil.
 “Aduh… kaki gue! Sakit tau!” Kataku dengan nada sedikit marah.
 “Maaf-maaf Bos. Sengaja. Ha.. ha.. ha..” Diapun tertawa dan aku hanya diam saja menonton acara humor yang menurutku kurang lucu.
Tidak berapa lama setelah Panji datang, Budi pun data ke rumahku dengan niat mengajakku bermain juga.
“Assalamu’alaikum!” Teriak Budi dari luar rumahku.
“Wa’alaikum salam. Masuk aja Bud, gue di kamar nih” Jawabku menyambut salam Budi.
Budipun berjalan menyusuri ruang tamu dan langsung memasuki kamarku.
“Woi!!! Ngapain lo?”
“Gak da, nonton tv aja.”
“Kaki lo yang tadi pagi belum sembuh emangnya? Kog masih di perban?”
“Ya belumlah bego’! Baru tadi di obatin, dah lo bilang sembuh? Salah otak-lo nich!”
“Sorry bro… Just kidding………
“Kidding-kidding! Muka’ lo tuch kayak dinding!”
Budi dan Panji pun tertawa melihat kemarahanku. Aku juga ikut tertawa karena aku memang tidak benar-benar marah kepada Budi.
Tak berapa lama kemuadian ayah pun pulang dan langsung menuju dapur. Tiba-tiba ayah memanggilku.
“Nda! Ke sini sebentar!”
Dengan agak terkejut, spontan menjawab.
“I..iya yah. Sebentar!”
Aku pun bergegas menemui ayahku di dapur dan meninggalkan Panji dan Budi yang asyik menonton televisi.
“Ada apa yah? Kog kayaknya penting banget?” tanyaku pada ayahku yang sedang meminum segelas teh buatan ibuku.
“Kenapa tuch kaki? Jatuh di mana?”
“Di tempat pemandian tadi pagi yah. Nda lari menuju tempat pemandian sampe’ lupa kalau temapt pemandian agak licin.”
“Makanya lain kali hati-hati. Udah tau tempat pemandian lantainya agak licin, masih aja lari-lari di situ.”
“Iya yah. Lain kali Nda akan lebih hati-hati.” Kataku dan langsung berlalu menuju kamar, meninggalkan ayah yang sedang meminum teh.
“Kenapa Nda? Lo dimarahin ya gara-gara kaki lo tarkilir?” kata Panji yang langsung menyambutku dengan pertanyaan itu ketika aku sampai di kamar.
“Kagak! Ayah gue cuma Tanya kenapa nich kaki, trus di nasehatin. Udah gitu aja.” Jawabku santai.
“Makanya! Lo laen kali pakek hati. Dah tau tuch tempat licin, lo malah lari-lari di situ? Kata Budi yang ikut mengomentari kakiku.
“Iya Boss! Ente nich! Kayak ayah gue ente! Ha..Ha..” jawabku dengan sedikit bercanda pada Budi.
Budi-pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
Tidak merapa lama kami bertiga tertidur di kamarku yang lumayan besar. Tak terasa sore-pun tiba. Kami bertiga terbangun karena suara ibuku lagi yang membangunkan. Panji dan Budi-pun berpamitan pulang.
“Kami pulang dulu ya Nda. Besok kami ke sini lagi. Mancing kita di sungai dekat sawah tuch. Oke nggak? Zandi sama Raka ada juga.”
“Okey..Okey. Tapi liat kaki gue dulu. Kalau kaki gue udah agak enakan gue ikut. Tapi kalau belum?? Ya liat ntar aja dech!” kataku yakin tidak yakin.
“Okey..Okey. Sampai jumpa besok ya. Assalamu’alaikum.” Jawab mereka.
“Wa’alaikum Salam.” Jawabku
Hari-pun berganti malam dan malam kembali berganti pagi lagi. Seperti biasa, aku terbangun dari tempat pembaringan karena suara ibuku yang membangunkan. Tapi pagi ini ada yang berbeda. Aku tidak diizinkan mandi di tempat pemandian oleh ayahku karena kaiku masih keseleo. Jadi pagi ini aku terpaksa mandi di kamar mandi rumahku.
Siang pun bergulir. Budi dan Panji datang ke rumahku lagi untuk mengajakku memancing. Kebetulan aku sedang berada di teras rumah sedang memainkan gitar.
“Nda, jadi ikut gak lo? Zandi sama Raka udah nunggu di suangai tuch! Kata Panji padaku dengan sedikit ragu.
“Jadi..jadi. Tenang aja lo. Kaki gue udah agak enakkan kog. Tapi gue nge-liatin aja ya?”
“Okey..Okey.” jawab Panji dan Budi.
Kami pun berjalan pergi menuju ke sungai. Sesampainya di sungai, kami bertemu dengan Zandi dan Raka yang sedang asyik menunggu umpan di makan oleh ikan.
“Hey, gimana umpan tuch? Dah habis?” Tanyaku pada mereka.
“Belom lagh! Baru aja di lempar udah mau habis?
“Owwh..  Baru dilempar.?  Ya udah, lanjutin lagh……
“Lo gak mancing Nda?” tanya Zandi padaku.
“Kagak dulu dech. Kaki gue masih sakit.”
“Ohh,, oke-oke!” Jawab Zandi dengan nada sedikit mengejek.
Mereka pun melanjutkan memancing. Tiba-tiba, Panji berteriak keras sekali.
“Hey,, Aku dapat!
Aku dan yang lainnya pun tersentak. Seketika itu juga entah kenapa Panji jatuh ke dalam sungai yang asyik airnya.
“Hey,, hey!! Loe kalau mau mandi ngajak-gajak dong! Haha!” teriak Raka dan langsung melompat ke dalam sungai dan meninggalkan joran pancingnya.
Semua teman yang lain pun ikut melompat. Tak kusadari, kakiku telah di pegang oleh Zandi yang langsung menarikku ke dalam sungai.
“Wahahahaha!! Sini ikutan mandi! Segar kan?? Haha!” Ejeknya padaku.
“Sialan! Kaki gue masih sakit Zan! Adduuuhh!!”
“Wahh! Maaf-maaf, gue lupa! Udah, nikmati aje airnya!!”
“Ya ude lah! Dah keburu basah pun!”
Aku pun ikut bermain air bersama dengan mereka. Tak terasa, hari sudah menjelang sore. Kami semua haris kembali ke rumah. Tapi, Panji agak mengkhawatirkan keadaanku yang basah kuyup.
“Nda, loe gak apa-apa kan??”
“Kagak lah! Senang pun gue!” dengan nada sedikit mengigil karena kedinginan.
“Oke-oke!” Jawab Panji mantap.
Kami pun berjalan bersama menuju rumah masing-masing. Meskipun berjalan dengan kaki yang terbata-bata, aku sangat senang!.


_END_



 



   
               


Minggu, 22 Mei 2011

Inginnya Aku Memilikimu

Ketika aku melihat indah sinar matamu,,
Aku tersentak dan terbangun dari mimpi burukku,,
Rasa ingin ku memanggil dirimu,,
Terjebak ku di ruang kehampaan tanpamu,,

Mungkin aku hanya bisa menatap dan mengagumi keindahanmu,,
Dan berkhayal untuk bisa memilikimu,,
Rasa hati yang mengebu-gebu kepadamu,,
Membuatku selalu merasa dalam keterpurukan dan ketidakmampuan untuk bisa memilikimu,,

Ohh adinda,,
Aku sangat ingin memilikimu seutuhnya,,
Menjadi bintang di hatimu,,
Tapi, apalah dayaku yang hina dan tak mampu manggapai hatimu,,

Aku sadari adinda,,
Aku hanya "binatang jalang" yang tak pantas kau cintai,,
Tapi aku akan selalu mencoba menjadi bingkai di hatimu,,
Yang hiasi harimu, dan hiasi mimpi tidurmu,,

Sabtu, 21 Mei 2011

ViViD - Yume Mugen No Kanata
Saya melihat di sini permainan dan skill mereka sudah mulai berkembang. Terutama permainan drum Ko-Ki, mulai padat dan berisi hentakan dan pukulan drumnya. Yang saya lihat dan saya dengar agak aneh adalah intro musik yang di mainkan Reno. Sepertinya agak "janggal",tetapi selebihnya permainan gitar Reno perfect.  Kalau Shin sudah tidak di ragukan lagi. Kemampuannya mengatur tinggi rendahnya suara secara baik dan membuat vibrasi dan legato-legato yang terkontrol semakin membuatnya merdu dan enak di dengar. Sang bassist, If juga tidak terlalu menunjukkan skill dan variasi bassnya. Sang guitar rhytem menurut saya sudah mengisi lagu ini dengan baik.



Salam Across The World!!

Anganku


sekilas membentang jagat raya menyongsong harapan,,,,
membawa secercah impian dan hati yang terbang,,,,
mendambakan mimpi yang terbuang menjadi kenyataan,,,,,
tanpa seorangpun yang akan menghadang,,,

anganku melayang jauh meninggi mengitari sukma bumi,,,,
meruih redam jauh tak terkira,,,,
menjulang lagit nan tinggi akan semerbak awan putih,,,,
terselip impian dari relung jiwa terdalam,,,,,

laksana angin yang berhembus semilir,,,
anganku terbang jauh meninggalkan hatiku,,,,
melampaui batas dunia,,,,,
semerbak membawa keharuman yang tak terhingga,,

Coba Kau Bayangkan

Coba kau bayangkan,,
Ketika kau mencintai seseorang,,
Tetapi, jurang yang memisahkan terlalu dalam di sana,,
Sehingga kau selalu merasa pesimis untuk bisa mendapatkan cintanya,,

Coba kau bayangkan,,,
Jika tanpa pemberitahuan atau apapun yang meyakinkannya,,
Kau menyatakan cinta padanya,,
Mengatakan bahwa kau mencintainya,,,

Coba kau bayangkan,,
Telah lama kau mencintainya,,
Memendam perasaanmu padanya,,
Tetapi ketika kau menyatakan cinta padanya, engkau pun merasa tak pantas untuk menjadi yang di cintai olehnya,,

Coba kau bayangkan,,
Sejak saat kau menyatakan perasaanmu padanya,,
Sejak itu pula kau tidak mampu dan kuasa untuk melihat wajahnya,,
Bahkan untuk ber-papasan dengannya saja kau tak kuasa,,,

Dan yang tak bisa kau bayangkan adalah,,
Rasa untuknya masih menggebu-gebu di dalam hati dan jiwamu,,
Rasa untuk bisa menjadi orang yang paling di cintainya,,
Bahkan, melihat yang lain kau menjadi tidak memiliki rasa apapun,,
Padahal sebelumnya kau adalah orang yang mudah jatuh cinta,,

Yang terakhir dan yang paling membuatmu "gila",,
Jika jauh darinya, kau ingin dekat dengannya,
Tetapi, bila di dekatnya, kau merasa ingin pergi dari hadapannya,,
Namun kau tak kuasa melakukan itu,,
Karena kau ingin melihat setetes senyumnya yang sayang untuk di lewatkan,,

Jumat, 20 Mei 2011

My Dream


sesungguhnya aku tak sanggup,,
saat semua tak seperti yang dulu lagi,,
kenangan yang lama kurindukan ,,
menghilang tanpa ada jejak yang mungkin terikuti,,

sekarang sepertinya semua berbeda,,
pandanganku tak pernah sama,,
dirimu telah merubah semuanya,,
yang mungkin aku tak mengenalinya,.

aku ingin memilikimu adinda,,
tapi aku tidak tau apakah aku pantas untukmu,,
aku hanya yakin bahwa kesempatan ada untukku,,
mungkin hanya kesempatan saja,,
tidak untuk kenyataan,,,

One Time For Forever, Change My self

ONE TIME FOR FOREVER, CHANGE MY SELF
=SATU WAKTU UNTUK SELAMANYA, MERUBAH DIRIKU=
(Karya Muhammad Teguh Pranada)

Siang itu di halaman SMU UNICEF Tokyo, Jepang. Bel tanda akhir pelajaran telah berbunyi.Shinya duduk merenung di depan kelasnya bersama Karin, tangannya memegang lembaran kertas ulangan yang diberikan oleh guru.
Shinya                  :(Sedang memegang selembar kertas ulangan matematika yang di berikan oleh guru). “Gimana nich Rin? Ulangan matematika ku dapat merah lagi? Masak orangtuaku guru ulangan matematikaku selalu dapat merah?”
Karin                    : “Ya.. Mau gimana lagi Shin? Kamu sich males belajar! Gini kan jadinya?”
Shinya                  : “Yach!! Kamu nich! Orang minta solusi malah kamu ceramahin! Gimana nich jadinya?
Karin                    : “Humm.. Gimana ya? Emmm,, gini aja, kamu sembunyikan aja dulu hasil ulangan ini dari orang tuamu. Kamu takut orang tuamu marah kan kalau liat hasil ulanganmu yang merah gini?”
Shinya                  :”Iya sich. Tapi aku sembunyikan di mana? Dan, kalau ketahuan gimana?”
Karin                    :”Ya.. Terserah kamu di mana. Pokoknya tempat itu jangan sampai terpikir sama orangtuamu untuk memeriksanya. Jadi kan gak ketahuan. Understand!!
Shinya                  :”Hummm.. Tapi kalau ketahuan gimana?”
Karin                    :”Ya ampun! Kan dah aku bilang letakkan di tempat yang gak mungkin di jangkau orang tuamu! Susah banget sich ngajarin kamu! Minta solusi, udah di kasih solusi malah gak yakin? Kalau kamu punya doraemon, gampang. Tinggal minta alat, udah aman kamu! Tapi itu kan cuma kartun!
Shinya                  :”Iya..iya. Aku ikutin saran kamu. Tapi entar kalau ketahuan, bantu aku ya?”
Karin                    :”Gampang lah tuh!” (Berlalu meninggalkan Shinya).
Shinya                  :”Rin!! Tunggu!” (Berlari mengejar Karin).

Shinya pun berjalan bersama Karin menuju rumahnya yang kebetulan searah dengan rumah Karin. Ketika telah sampai di depan pagar rumah Shinya…..
Karin                    :”Udah, ikutin saranku. Kalau kamu buat rapi, pasti gak akan ketahuan. I’m promise!”
Shinya                  :”Iya..iya!” (Membuka pintu pagar dan masuk ke dalam meninggalkan Karin).
Karin                    :(Kembali malanjutkan langkah manuju rumah).
Shinya                  :…..(Membuka pintu rumah)….. “Aku pulang!!
Mama Shinya       :…(Datang dan menyambut salam Shinya. Kebetulan hari itu mama tidak mengajar)… “Humm.. baru pulang Shin? Makan dulu sana?”
Shinya                  :”Iya ma.. Udahlah ma, Shinya naik ke atas dulu ya ma? Capek banget nich!
Mama Shinya       :”Eh, nggak makan dulu?”
Shinya                  :”Udah makan onigiri tadi di sekolah ma. Shinya masuk ya ma? Capek banget nich! (Berlalu meninggalkan mama).
Mama Shinya       :(Kembali ke ruang baca buku, membaca novel kesukaannya).



Di kamar Shinya terus sibuk mencari tempat untuk menyembunyikan kertas ulangan matematikanya….
Shinya                  :”Sembunyikan dimana ya kertas sialan ini?” (Melihat sekeliling).”Nah, (mengabil sebuah buku tebal dari rak buku) di selipan buku ini aja lah! Pasti gak ketahuan!” (Meletakkan kertas ulangan di dalam buku dan kembali diletakkan di rak buku, lalu mengganti seragam sekolahnya dan duduk di lantai sambil membaca komik yang dipinjamnya dari perpustakaan kota).

Dari luar terdengar suara memanggil nama Shinya….
Shinya                  :……(Melihat ke luar jendela kamarnya)…….. Woy, Toshi, Candy, Shitzuka! Apa lagi?”
Toshi                    :…(Terkejut, dan spontan melihat ke atas)……..”Ohh, di atas kamu? Keluar yok?”
Shinya                  :”Ke mana?”
Shitzuka               :”Ya ke mana-mana lah! Namanya juga jalan-jalan!”
Shinya                  :”Ada manfaatnya gak?”
Toshi                    :”Heleh! Macam betol aja pun ente! Udah turun cepat! Banyak tanya!”
Candy                  :”Iya nich! Pakek tanya-tanya lagi! Udah, cepetan turun!”
Shinya                  :”Iya bentar! Aku turun dulu!” (Bergegas turun. Dan mengambil sepeda semi elektriknya).
Mama Shinya       :…(Mama yang sedang mambaca novel, spontan memperhatikan Shinya yang sedang tergesa-gesa dan langsung menemui Shinya yang sedang berada di dapur)…..”Shinya! Katanya capek? Mau ke mana lagi?”
Shinya                  :….(Terkejut)……”Ehh mama.. Keluar sebentar ma. Boleh kan?”
Mama Shinya       :”Humm,, iya. Jangan lama-lama pulangnya! Makan malam harus udah ada di rumah! Ngerti!”
Shinya                  :”Iya ma!” (Mengeluarkan sepada dan pegi meninggalkan mama bersama teman-temannya).
Mama Shinya       :…(Menggeleng-gelengkan kepala dan naik ke kamar Shinya untuk membereskan kamarnya yang selalu berantakan)……

Shinya pergi keluar bersama teman-temannya menggunakan sepeda…..
Shinya                  :…(Sambil mengayuh sepeda)… “Kemana kita nih?”
Shitzuka               :”Humm,, Ooo! Ke lapangan belakang sekolah aja? Di sana tempatnya masih asri dan hijau. Cocok banget untuk kita main!
Candy                  :”Tapi mau main apa?”
Toshi                    :”Iya,, mau main apa?”
Shitzuka               :”Humm,, di sana kan ada taman kupu-kupu, kita ke situ aja? Sambil meneliti kupu-kupu di sana! Gimana?”
Candy                  :”Okey,, Okey!”
Toshi                    :…(Sedikit kecewa)…..”Yach! Ke sana lagi? Ya udah come on lagh!”
Shinya                  :”Tunggu apa lagi? Let’s go! Siapa yang terakhir sampai ke sana, kakaknya Shincan!”..(Mengayuh lebih cepat)….
Toshi                    :”Hha.., Come on!”..(Mengayuh sepeda lebih cepat)….
Candy                  :”Woy! I’m coming!”..(Mengayuh lebih cepat lagi)…
Shitzuka               :….(Menggeleng-gelengkan kepala)….”Humm,, Kayak anak kecil aja!”


Sementara Shinya sedang asyik bermain bersama teman-temannya, Mama Shinya membersihkan kamar Shinya. Ketika mama sedang membereskan rak buku, tiba-tiba ada buku yang jatuh. Buku itu adalah buku tempat Shinya menyembunyikan hasil ulangan matematikanya.
Mama Shinya       :…(Mengambil buku itu. Tetapi, tanpa sengaja kertas ulangan Shinya terjatuh tetapi dalam keadaan terbalik)….”Kertas apa lagi nich?” (Membalik kertas dan menggeleng-gelengkan kepala).”Humm,, Shinya..Shinya! Ulangan matematika kog selalu dapet merah?”

Tak lama kemudian, ayah pulang.
Ayah Shinya        :…(Membuka pintu rumah)…”Ayah pulang!
Mama Shinya       :…(Bergegas turun sambil membawa kertas ulangan Shinya)…”Ayah sudah pulang?” (Mengambil tas kerja ayah).
Ayah Shinya        :…(Memperhatikan kertas yang di bawa mama)…”Kertas apa itu ma? Coba ayah liat?”
Mama Shinya       :…(Menyerahkan kertas ulangan Shinya pada ayah)……
Ayah Shinya        :”Ulangan matematika merah lagi! Shinya.. Shinya!”
Mama Shinya       :”Itulah yah si Shinya itu. Matematikanya lemah banget! Apa kita daftarkan les aja dia yah?”
Ayah Shinya        :”Ayah setuju! Mana dia sekarang?”
Mama Shinya       :”Lagi keluar sama teman-temannya.”
Ayah Shinya        :”Humm,, Main saja taunya!”
Mama Shinya       :…..(Pergi berlalu ke ruang makan ayah)….
Ayah Shinya        :…(Berjalan menuju kamar mandi)……….

Sore pun menjelang. Shinya pun pulang ke rumah. Ayah dan Mama Shinya sedang makan di ruang makan keluarga…
Shinya                  :…(Membuka pintu)….”Aku pulang!”
Ayah Shinya        :…(Ayah yang sedang makan malam di ruang makan bersama Mama)…”Shin! Ke sini sebentar!”
Shinya                  :…(Terkejut)….”Iya yah!” (Bergegas ke ruang makan untuk menemui ayah dan langsung duduk di depan ayah).
Ayah Shinya        :…(Menyerahkan kertas ulangan pada Shinya)…”Kenapa nilaimu merah Shin?”
Shinya                  :…(Terkejut, lalu menundukkan kepala)…”Shinya gak tau yah. Shinya terlalu lemah di bidang matematika. Tapi, ayah dapat kertas ulangan Shinya ini dari mana?”
Mama Shinya       :....(Meletakkan piring makanan dan berhenti makan)….”Kamu sembunyikan di selipan buku kan? Udah Shin, Kamu mama daftarkan les matematika aja ya?”
Shinya                  :”Shinya gak mau ma! Terlalu banyak les! Les piano, les biola, les fisika! Mau meledak kepala Shinya rasanya ma!”
Ayah Shinya        :”Tapi, gimana cara memperbaiki nilai kamu? Nilai ulangan matematika kamu selalu merah!”
Shinya                  :”Shinya janji, shinya bakalan lebih giat belajar. Dan Shinya janji juga, kalau nilai ulangan matematika Shinya bulan depan gak merah lagi!”
Mama Shinya       :”Tapi kalau bulan depan nilai ulangan matematika kamu masih merah?”
Shinya                  :”Mama boleh daftarin Shinya les matematika!”
Ayah Shinya        :”Hummm,, pegang janji kamu ya Shin! Ingat bulan depan kalau nilai ulangan matematika kamu merah lagi!”
Shinya                  :”Hummmm,,,,, (makan, dan langsung bergegas ke kamar dan langsung tidur).

Keesokan paginya di halaman SMU UNICEF Tokyo, Jepang. Karin yang sedang berada di depan gerbang sekolah, melihat Shinya sedang duduk di depan pelataran kelas sambil memainkan handphonenya…..
Karin                    :”Shinya! (mendekati Shinya yang sedang duduk di depan kelasnya). Gimana solusiku? Sukses?”
Shinya                  :…(terkejut) ”Ehh, Karin! Sukses apanya! (Memasukkan handphonenya ke dalam saku celana) Ketahuan sama mamaku! Gak keren solusi kamu, bisa ketahuan!”

Toshi, Hyde dan Shitzuka yang sedang di dalam kelas keluar karena mendengar suara Karin…..
Shitzuka               :…(Tersenyum meledek)….”Ckck… Ketahuan apa nih? Ketahuan kalau kalian pacaran ya?”
Shinya                  :”Hha,, Kagak lah! Aku ketahuan sama mama-ku nilai ulangan matematika-ku merah lagi!”
Candy                  :”Hha,, itulah! Makanya belajar kamu!
Shinya                  :”Kayak kamu rajin belajar aja Can!”
Candy                  :…(Tersenyum malu sambil mengelengkan kepala) “Tapi kan setidaknya nilai matematika-ku kan gak selalu merah! Walaupun jarang dapat nilai bagus!”
Shinya                  :….(mengalah)… “Ielah! Kamu yang menang!”
Shitzuka               :…(Tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Shinya)…
Toshi                    :”Jadi gimana tuh Shin? Gak dimarahi kamu?”
Shitzuka               :”Iya Shin… Diceramahi berapa tahun kamu?”
Shinya                  :…(Tersenyum)…”Hha,, ha..!! Kagak lah, Cuma dinasehati sebentar aja!”
Karin                    :”Humm,, Kenapa bisa sampe ketahuan sich? Memangnya kamu simpan dimana?”
Shinya                  :”Aku simpan di selipan buku. Entah kenapa bisa ketahuan mama-ku?”
Karin                    :”Yach!! Terlalu gampang tuch tempatnya gan! Bego’ Banget sich kamu bisa sampe’ ketahuan!”
Shinya                  :”Jadi mau dimana lagi?”
Karin                    :”Ya ampun! Bego’ banget sich kamu Shin! Ya kahn bisa entah dimana kek,,, yang lebih aman lah! Atau langsung kamu buang aja kan bisa?”
Shinya                  :”Hummm,, Iya juga ya? Kamu sich gak bilang!”
Karin                    :”Gitu aja harus di bilang? Payah kamu gan! Jadi gimana?”
Shitzuka               :…(Menengahi)….”Sudah,, Sudah! Gak perlu kamu bilang Rin, Shinya tuh memang bego’! Hha,, Ha! (Tertawa terbahak bahak)….
Toshi                    :….(Sambil menahan tawa)… “Hha,, Bener banget tuh Shitzuka!”
Candy                  :…(Tertawa lebar)…. “Hha,, ha.. Bener Shitzuka, tau aja kamu kalau Shinya memang bego’!
Karin                    :…(Tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala)….. “Bukan aku yang bilang ya Shin.”
Shinya                  :”Huuuffffttth! Kalian nih! Tapi orang tuaku gak marah kog. Mereka Cuma bilang kenapa bisa kayak gini nilainya?”
Karin                    :”Trus?”
Shinya                  :”Aku di suruh masuk les matematika. Tapi aku gak mau!”
Karin                    :”Kenapa?”
Shinya                  :”Udah terlalu banyak les-ku. Mau meledak rasanya kepalaku kebanyakan les! Aku janji aja sama mereka kalau nilai ulangan matematika-ku bulan depan bakalan bagus.
Karin                    :”Yakin kamu bisa nepatin janjimu?”
Shinya                  :”Yakinlah! Mulai sekarang aku akan belajar lebih giat lagi!”
Toshi                    :”Hha! Model kamu belajar? Pegang buku aja udah hebat!”
Shinya                  :”Huuffftthh! Kita liat aja ulanganku bulan depan!”
Toshi                    :”Okey..Okey..(Tertawa kecil)…
Karin                    :”Ielah! Ehh, Masuk yuk..? Dah mau bell nich…..!
Shitzuka               :”Iya,, Daripada kita di sisni? Makin tambah dosa kita!”
Candy                  :”Kenapa?”
Shitzuka               :”Ngeledekin Shinya terus! Hha,, Ha!!
Candy                  :”Hha,, ha!! Bener bener!
Shinya                  :”Aggrr!! Mau masuk gak nich!? Udah mau bell! Banyak omong tak berguna pun!”
Karin                    :”Yuk!”…(Menarik tangan Shinya dan berjalan bersama memasuki kelas)….
Shitzuka               :”Okey!”…(Berjalan memasuki kelas)..
Toshi                    :..(Kecewa)…”Cepat banget pun!”..(Berjalan memasuki kelas)…
Shinya, Karin, Shitzuka, Hyde serta Toshi memasuki kelas bersama-sama dan belajar mengikuti pelajaran bersama teman-teman.


Drama Satu Babak